Kamis, 04 September 2014

Menelusuri Waterlooplein

loading...

Lapangan Banteng (Waterlooplein / Paradeplaat / Leeuwinplaats / Waterloo Square / Parade Square / Lioness Square)


Kapan lapangan Banteng / Waterlooplein mulai dimanfaatkan sebagai tempat aktivitas ? Saya tidak menemukan catatan tentang itu. Perkembangan Waterlooplein tidak terlepas dari dimulai pengembangan daerah Weltevreden, tidak jelas siapa yang mendisain tata letak bangunan di Weltevreden.

Menurut catatan yang dibuat Dirk Teeuwen, lapangan Banteng dari tahun 1800 sampai tahun 1960 lebih dimanfaatkan sebagai kegiatan militer seperti parade/baris berbaris (jadi sering disebut parade square) dari pada kegiatan umum, baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Dulu disekitar lapangan Banteng terdapat rumah panglima perang Belanda semula berada di lokasi Gereja Katedral, karena rumah tersebut dijual ke yayasan Gereja maka rumah dinas Panglima perang Belanda dipindahkan yang sekarang disebut jalan Pejambon. Selain itu disekitar Lapangan Banteng terdapat barak militer dan juga Rumah Sakit Militer. 

Pada tahun 1828 dibangun sebuah monumen di lapangan ini yang berupa tugu dan diatas tugu tersebut terdapat singa yang disebut Nederlandse leeuw. Monumen ini didirikan untuk memperingatkan kekalahan Prancis yang waktu itu dipimpin oleh Napoleon di sebuah desa yang bernama Waterloo di Belgia. Dengan keberadaan monumen dengan singa diatas tersebut maka lapangan ini juga disebut lapangan singa. Karena bangunan tiang lebih besar namun kurang praporsional dengan Sang Singa hingga sering dijadikan bahan lelucon dengan sebutan 'seekor pudel berdiri di atas sebuah keju dari Edam' Monumen ini dibongkar pada jaman pendudukan Jepang.









Tugu Singa dengan latar belakang Gereja Katedral 









Tugu Singa dengan latar belakang gedung Departemen Keuangan 





Berpose didepan Tugu Singa 






Tugu Singa ditengah pohon-pohon 






Selain monumen Singa disekitar Waterlooplein ada juga Monumen yang dibangun untuk mengenang Mayor Jenderal Michiels. Terdapat di persimpangan ujung timur Pejambon/Willems Laan dan sisi barat Waterlooplein. Dibangun antara tahun 1853-1855. Monumen ini sudah dihancurkan selama pendudukan Jepang atau segera setelah kemerdekaan.


Andries Victor Michiels, lahir di Maastricht (Nederland), 23 April 1797.  Pada tahun 1817, bertolak ke P. Jawa dan sangat berperan saat penindasan pemberontakan rakyat di Cirebon. Karena keberaniannya, tanggal 19 Agustus 1818 pangkatnya dinaikkan menjadi Kapten. Dalam Perang Diponegoro kariernya terus meningkat, sehingga 8 Mei 1827 pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor.

Setelah Perang Jawa, ia dipindahkan ke Sumatra Utara menjadi ajudan Gubernur Jendral Van den Bosch tanggal 22 Februari 1831.  Tahun 1838 ditugaskan sebagai Gubernur Sipil dan Militer di Sumatra Barat. 


Tanggal 8 Februari 1849, diangkat menjadi Komandan KNIL, sambil menunggu kedatangan Pangeran Bernard van Seksen Welmar Eisenbach yang menjabat Panglima Tertinggi dari Negeri Belanda. Sebagai komandan KNIL, memimpin Ekspidisi II ke Bali untuk menumpas pemberontakan di sana, dan mencapai banyak kemenangan. Namun pada saat penyerangan di Bali tepatnya di Bivak ia gugur, ketika laskar Bali dari Kerajaan Klungkung menyergapnya tanggal 25 Mei 1849. Untuk mengenang keberanian dan jasa-jasanya, pemerintah Belanda mendirikanMonumen Michiels di pojok Waterlooplein, Batavia. Saat ini makam dan nisannya dapat dijumpai di Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat.



Monumen Michiels dengan latar belakang gedung departemen Keuangan 



Monumen Michiels dengan latar belakang gereja Katedral 




Monumen Michiels dengan latar belakang gereja Katedral 




pemandangan waterlooplan dan  paleis van Daendels
tampak menara gereja katedral
kartu pos keluaran   G Kolff & Co