Minggu, 22 Juli 2012

Perayaan Imlek yang pernah hilang

loading...
Hari-hari yang dilalui dalam kehidupan ini perlu mempunyai suatu  referensi agar hari yang satu dengan hari yang lain menjadi berbeda, untuk membedakanlah maka dibuatlah  sistem kalender atau penanggalan. Sistem perhitungan penanggalan  berdasarkan benda dilangit yaitu matahari dan bulan, atau disebut juga kalender solar, kalender lunar dan kalender lunisolar. 
Kalender yang digunakan dalam masyarakat Internasional adalah kalender berdasarkan solar disebut juga kalender Gregorian, yang mengkoreksi hitungan kalender julian karena ternyata siklus musim bergeser terus. Untuk hitungan tahun yang digunakan adalah tahun Masehi karena awal patokan yaitu tahun nol dianggap sebagai  tahun kelahir Jesus Kristus. Satu tahun ada 365 hari dan dibagi menjadi 12 bulan.Ada tahun kabisat dimana satu tahun menjadi 366 hari
Kalender yang menggunakan sistem lunar adalah kalender  Hijriyah atau kalender Islam. awal bulan (month) dihitung berdasarkan penampakan bulan sabit pertama kali terlihat. Untuk hitungan tahun Hijriyah awal patokan yang digunakan adalah hijrahnya Nabi Mohammad dari Mekah ke Madinah. Satu tahun ada 354 hari dibagi menjadi 12 bulan.
Kelender Imlek atau kalender Tionghoa menggunakan sistem lunisolar,kombinasi dari perhitungan peredaran bulan dan peredaran matahari. Awal bulan (month) atau tanggal 1 berdasarkan penerbitan  bulan (moon) muda akan muncul. Satu tahun ada 354 hari dibagi menjadi 12 bulan. Setiap 2 atau 3 tahun ada satu bulan tambahan. 
Bulan tambahan tersebut ( disebut bulan Lun) diperlukan karena ada perbedaan jumlah hari antara perhitungan peredaran bulan dan peredaran matahari yaitu sebesar 11 hari. jika tidak dikoreksi maka awal tahun baru imlek akan bergeser terus sehingga perayan imlek sebagai perayaan datangnya musim semi tidak sesuai lagi. Karena itu perayaan imlek bergeser sekitar bulan januari dan Februari.


No
Bulan Masehi
Jumlah hari
Bulan Islam
Jumlah hari
Bulan Tionghoa
Jumlah hari
1

Januari
31
Muharram
30
 Cia Gwee
30
2
Februari 28/29 Safar
29
Ji Gwee
29
3
Maret
31
Rabiul awal
30
Sa Gwee
30
4
April 30 Rabiul akhir
29
Si Gwee
30
5
Mei
31
Jumadil awal
30
Go Gwee
29
6
Juni
30
Jumadil akhir
29
Lak Gwee
30
7
Juli
31
Rajab
30
Cit Gwee
29
8
Agustus
31
Sya'ban
29
Pe Gwee
29
9
September
30
Ramadhan
30
Kauw Gwee
30
10
Oktober
31
Syawal
29
Cap Gwee
29
11
November
30
Dzulkaidah
30
Cap It Gwee
29
12
Desember
31
Dzulhijjah
29/(30)
Cap Ji Gwee
30





Lun ....
30
Sumber Wikipedia.

Jika kalender Julain atau Gregorian atau kelender Hijriyah bulan di bagi menjadi mingguan, maka kalender Tionghoa tidak mengenal mingguan, jadi tidak ada nama hari, untuk menyebut hari dipakai tanggal seperti tanggal satu atau tanggal 15.

Bagi masyarakat Barat warna merah menggambarkan hal 
yang tidak menyenangkan, hal ini berbeda dengan masyarakat 
Tionghoa warna merah adalah warna yang memberi 
keberuntungan biasanya dikombinasi dengan warna mas
yang memberi arti kemakmuran, mungkin semua masyarakat 
mempunyai arti yang sama.

Perayaan Imlek di Indonesia pernah mengalamai masa-masa suram, selama era Soeharto, mulai Imlek 1965 hingga 1998, tahun baru yang merupakan pesta penyambutan musim semi di Tiongkok dilarang. Akibatnya, semua kegiatan budaya etnis Tionghoa, dari ritual keagamaan hingga adat-istiadat, tidak boleh dilakukan di ranah publik, termasuk Imlek. Larangan itu tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Jadi untuk orang yang sudah lanjut usia pada wajtu itu bisa jadi merupakan hal yang terakhir merasakan keramaian perayaan imlek


Pada masa dulu perayaan ulang tahun untuk anak-anak 
selalu dilengkapi dengan telur rebus yang diberi warna 
merah, telur yang melambangi awal kehidupan dan warna
 merah menggambari keberuntungan.



Stemperl tanda tangan melengkapi kehidupan masyarakat
 Tionghoa, seperti jaman dahulu kaisar-kaisarTiongkok
 mempunyai cap/stempel Kerajaan. Merupakan kebanggan 
tersendiri bagi yang punya stempel tanda tangan tersebut.

Sekitar tahun 2000 lewat Keputusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid, mencabut inpres pelarangan budaya etnis Tionghoa. Megawati Soekarnoputri menindaklanjuti langkah Gus Dur dengan mengeluarkan Keppres Nomor 19 Tahun 2002, yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional (Imlek resmi libur nasional mulai 2003). Jadi hampir satu generasi perayaan Imlek hanya dilakukan secara tertutup dalam lingkungan masyarakat Tionghoa.




Upacaran keagamaan  masyarakat Tionghoa tidak lepas dari 
pembakaran dupa atau pembakaran kertas dan sebagainya hal ini 
merupakan bentuk persembahan. wangi dupa melambangkan, 
wanginya perbuatan bajik yg mampu melawan arah angin.





Batu Giok atau Jade oleh masyarakat Tionghoa banyak
 dipakai sebagai perhiasan. Batu ini juga ada yang dibuat
 untuk keperluan furnitur.




Foto dalam bentuk kartu pos yang menggambarkan
ramainya pesta perayan Pecun jaman dulu. 



Perayaan cioko atau suka disebut sembahyang rebutan 
perayaan ini ditujukan untuk memeberi persembahan bagi 
roh-roh gentayangan yang tidak berkeluarga atau yang ditelantarkan oleh keluarganya




Wayang orang Cina diabadikan falam kartu pos keluaran Visser & Co
tahun 1905

Kartu pos bergambar tukang babi keliling


Upacara pemakaman adat Cina tradisional
keluarga yang berduka memakai baju yang terbuat dari bahan blacu
iringan ini bisa panjang tergantung perlengkapan upacara yang dibawa






Rabu, 04 Juli 2012

Gerbang Amsterdam yang hilang

loading...

Amsterdam Gate atau Gerbang Amsterdam ada juga yang menulis Gerbang Penang merupakan gambar banguna tua yang banyak ditampilkan diinternet, variasi gambar ini juga sangat banyak, mulai  dari lingkungan yang masih ditumbuhi banyak pohon-pohon besar  sampai lingkungan yang sudah lengkap dengan jalan delman dan jalan kereta. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan JP Coen untuk melengkapi kastil yang telah dibangun, kastil terwsebut sudah dibongkar sekitar tahun 1800 atau masa pemerintahan Daendels. Pada gerbang tersebut dilengkapi oleh sepasang patung yaitu  Patung Mars (dewa perang Romawi) dan Minerva (dewa kesenian Yunani). Kalau dibandingkan dengan orang yang lalu lalang disekitar gerbang ini, dapat dipastikan bangunan ini sangat besar, kahs bangunan jaman dulu.

Tampak dari kejauhan GerbangAmsterdam 


Lukisan gerbang Amsterdam belum ada 
jalan kereta api di latar belakang




Gerbang Amsterdam sudah ada jalan kereta api
 dilatar belakang 

Banyak tulisan yang memauat tentang Gerbang Amsterdam ini, salah satunya penulis Belanda  drs Teeuwen dengan survey dapat dibaca di www.rendez-vous-batavia.nl.  Gambar gerbang Amsterdam lengkap dengan sisi-sisinya dapat dilihat pada koleksi Tropen Museum. Gambar di bawah memperlihatkan arah bdari belakang gerbang dimana tampak bangunan gedung Stadhuisplein atau sekarang menjadi Museum Jakarta Fatahilah.


Dari balik arah belakang gerbang Amsterdam tampak bangunan 
Stadhuisplein/Museum Fatahilah



Gedung Museum Fataihilah dibagian halaman depan
ternyata  dahulu dilalui oleh trem





Trem yang melintas dari halaman gedung Museum Fatahilah


Gerbang Amsterdam dibongkar sekitar tahun 1950 karena dianggap mengganggu kelancaran lalu lintas, sehingga gambar-gambar tentang gerbang ini menjadi kenangan tentang kota Jakarta masa lampau. Dimana sesungguhnya letak gerbang tersebut ? Banyak tulisan menyebut bahwa letak gerbang tersebut di jalan Tongkol yang merupakan terusan jalan Cengkeh, hal ini dapat dibuktikan dari gambar yang ada diketahui bahwa gerbang tersebut membelakangi jalan kereta api dan menghadap gedung Museum Jakarta Fatahilah. Daerah yang digaris merah kemungkinan letak gerbang Amsterdam tersebut.



Pada peta lama kota Batavia, titik merah kemungkinan lokasi 
Gerbang Amsterdam tidak jauh dari kanal Amsterdam


Lokasi Gerbang Amsterdam di jalan Cengkeh
dekat batas jalan Tongkol

( Foto : Dr Dirk Teeuwen )