Sabtu, 24 Maret 2012

Dari De Javasche Bank (DJB) ke Bank Indonesia (BI)

loading...
Pada jaman VOC, perusahaan ini diberi hak untuk menerbitkan dan mengedarkan uang di wilayah Hindia Timur. Disini VOC bertindak sebagai bank Sentral, walaupun demikian bukan berarti pada jaman tersebut tidak ada Bank, VOC sebagai perusahaan membentuk Bank untuk keperluan transaksi bisnisnya dengan nama De Bank van Leening didirikan pada 1746 dan kemudian berubah menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank van Leening merupakan bank pertama yang beroperasi di Nusantara. Setelah VOC bubar maka kekuasaan Hindia Timur diambil alih oleh pemerintahan Belanda yang sudah berbentuk Kerajaan, kemudian Pemereintah Inggris (periode Raffles) dan kembali ke perintahan Belanda.Pada masa inilah gagasan pembentukan bank sirkulasi untuk Hindia Belanda (sebutan untuk Hindia Tinur) dicetuskan menjelang keberangkatan Komisaris Jenderal Hindia Belanda Mr. C. T. Elout ke Hindia Belanda.

Pembentuk DJB

DJB dibentuk berdasarkan Oktroi yang dikeluarkan oleh Raja William I kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda pada 9 Desember 1826. Oktroi. adalah Surat Kuasa yang memberikan wewenang kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk suatu bank berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu.

Kemudian pada 24 Januari 1828 dengan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda No. 25 ditetapkan akte pendirian De Javasche Bank (DJB). Pada saat yang sama juga diangkat Mr. C. de Haan sebagai Presiden DJB dan C.J. Smulders sebagai sekretaris DJB. Lokasi Kantor DJB terletak di Jl Pintu Besar Selatan 3, Jakarta Kota adalah sebuah gedung bekas rumah sakit yang bernama Binnen Hospital. DJB mulai menempatkan gedung tersebut pada tahun 1828. Gedung DJB mengalami bebrapa kali renovasi dan pada tahun 1935 Gedung DJB yang semula menerapkan sistem dua pintu direnovasi menjadi sistem satu pintu dengan bentuk seperti yang terlihat sampai sekarang. Tentang perkembangan rehabiltasi gedung DJB ini banyak dimuat di blog-blog di Internet.



 DJB di Batavia


DJB di Chirebon




DJB di Jocja



DJB di Medan
Uang pertama DJB yang diterbitkan bukan berupa uang yang kita pernah lihat, tetapi berupa kertas seperti cek. Tidak ada gambar, cuma tulisan saja, bahkan nama banknyapun tidak tercantum. Contohnya bisa lihat di KUKI nomor 61- 67. Nama DJB baru tercantum pertama kali pada seri bingkai pertama tahun 1864. Uang ini baru terlihat seperti uang beneran. Sehingga praktis harga lebih baik dibandingkan uang pertama DJB.(dr Arifin Murtoyo-)





Uang pertama DJB

Perkembangan DJB

Perkembangan DJB tidak lepas dari surat kuasa yang diberikan oleh Kerajaan belanda,Ada 8 oktroi yang diterbitkan antara tahun 1828 s/d tahun 1921. perkemabngan DJB seterusnya mempunyai kantor cabang yang tersebar di wilayah Hindia Belanda. Kekayan DJB pertama didirikan sebesar 2.000.000 gulden dan terus berkembang 1918 tercatat 6.000.00 gulden yang dibagi kedalam saham-saham senilai 500 gulden, dan pemerintah Belanda tentu sebagai pemegang saham utama.DJB sendiri secara organisasi dikelola oleh tiga managing Directors, yaitu President, vice president dan sekretaris.dan juga dibentuk Dewan Komisaris yang terdiri dari 5 orang yang dipilih pemegang saham untuk masa jabatan 5 tahun. Adapun untuk pengawasan Pemerintah terhadap tugas bank, diangkat seorang Komisaris Pemerintah yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda.

Cabang-cabang DJB




Perubahan logo DJB 
gambar diambil dari metamorfosa logo BI di Museum BI


Kantor Pusat De Javasche Bank di Batavia


Kantor cabang DJB di Bandung




Kantor cabang DJB di Surabaya

Kantor cabang DJB di Makassat

Kantor Javasche di Semarang


Dalam perkembangan DJB mempunyai cabang di kota-kota besar di Hindia Belanda,selain itu logo DJB pun mengalami perubahan. Nasib DFB mengalami perubahn akibat dimulainya perang Dunia ke 2. Pada masa pendudukan Jepang DJB dilikuidasi diganti dengan Nanpo Kaihatsu Ginko yang melanjutkan tugas sebagi Bank sirkulasi yang mengedarkan uang yang dicetak oleh pemerintah Jepang.Sampai dengan tahun 1945. Walaupun jepang mengelurkan uang untuk wilayah di Indonesia tapi uang yang dikeluarkan oleh DJB tetap digunakan sebagai alat pembayaran. Akibatnya uang yang beredar di seluruh wilayah Indonesia pada akhir tahun 1945 sangat tinggi sekitar8 milyar gulden. 

Berdirinya Bank Indonesia

Setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu, pada saat itu juga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.Pada saat bersamaan juga Pemerintah Belanda membentuk NICA (Netherlandssche Indische Civil Adminstrative) sehingga pada saat itu di Indonesia secara defakto ada dua pemerintahan. Baru tahun 1947 melalu.i kesepekatan dalam konferensi Meja Bundar Belanda mengakui kedaulatan republik Indonesia. Melalui proese yang panjang dengan membentuk Panitia Nasionalisasi DJB dapat dikuasai oleh pemerintah dengan membeli 99,4 % saham DJB. Pada 15 Desember 1952 pemerintah membuat undang-undang tentang Nasionalisasi DJB. Setelah itu pemerintah membentuk undang-undang yang menetapkan Bank Indonesia sebagai Bank sentral baru pengganti DJB.Pada 2 Juni 1953 sebagai Undang-Undang No. 11/ 1953 tentang Pokok Bank Indonesia yang berlaku mulai 1 Juli 1953. Maka sejak saat itu berdirilah Bank Indonesia sebagai bank sentral negara Indonesia.




Logo BI pertama kali merupakan perubahan dari logo DJB
gambar diambil dari metamorfosa logo BI di Museum BI


Uang pertama BI adalah uang yang bergambar Ibu Kartini seperti yang tertulis diblog ini dengan judul Dari BI untuk Kartini/seri budaya, yang ternyata di cetak pada tahun 1952 melalau percetakan Thomas De La Rue and Co.Ltd .Kalau dilihat urutan sejarah maka uang tersebut dibuat sat pemerintah mengajukkan rancangan undang-undang tentang BI yang disampaikan ke parlemen pada September 1952, berarti penerbitan uang ini mendahului pengesahan undang-undang.



Sjafruddin Prawiranegara

Mr. Sjafruddin Prawiranegara









Uang pertama BI bergambar Kartini
gambar dari www.uang-kuno.com



Sedangkan sebagai gubernur Bank Indonesia ditetapkan Sjafruddin Prawiranegara, yang juga merupakan president DJB terakhir.









Dokumen berharga Bank javasche





Bentuk obligasi Perusahaan Kereta Api masa kolonial







sumber :

Sejarah BI dari Museum Bank Indonesia
www.uang-kuno.com