loading...
Daerah Weltevreden adalah dari pengembangan kota Batavia, kalau kondisi sekarang mulai dari daerahj sekitar jalan Gajah Mada& Hayam Wuruk, Harmoni, Tanah Abang belok ke timur ,Monas, Gambir, Senin lalu ke ke utara Gunung Sahari balik ke barat lagi Lapangan Banteng, Pasar Baru dan kembali lagi ke Harmoni
VOC
VOC
Sejarah Weltevreden saya ambil dari wikipedia , situs jakarta dan catatan Dr Dirk D. Teeuwen. Secara garis besar sejarah Weltevrden di bagi dua periode yaiu VOC dan Pemerintah Hindia Belanda.
Bermula pada tahun 1648 VOC memberikan tanah kepada Anthonij Paviljoun (berarti 46 tahun setelah berdirinya VOC). Tanah ini pertama kali digunakan untuk peternakan dan pertanian.Kemudian kepemilikan beralih kepada Cornelis Chastelein pada tahun 1693 dan Cornelis mengunakan tanah ini untuk perkebunan kopi dan memberi nama Weltevreden yang berarti suasana puas dan tenang. Kepemilikan tanah kembali berpindah ke Justinus Vinck pada tahun 1733.Justinus membuka dua pasar di Weltevreden yaitu pasar Tanah Abang dan pasar Senin dan dia juga membuat jalan yang menghubungkan kedua pasar tersebut ( sekarang bernama jalan Prapatan dan Kebon Sirih). Tahun 1749 kepemilikan Weltevrden beralih ke Jacob Mossel Gubernur Jendral VOC ke 28. Mossel membangun rumah mewah di dekat sungai Ciliwung yang bernama lendhuis Weltevreden ( sekarang komplek RSPAD). Pada tahun 1767 Petrus Albertus van der Parra Gubernur Jendarl VOC ke 29 membeli Weltevreden dan kepemilikan terakhir adalah Gubernur Jendarl VOC 33 yang merupakan Gubernur Jendral VOC terakhir yaitu Pieter Gerardus van Overstraten pada tahun 1797. Selama perubahan status kepemilikan, di Weltevreden, banyak pemukiman baru yang berkembang akibat kondisi Batavia yang kurang sehat.
Bermula pada tahun 1648 VOC memberikan tanah kepada Anthonij Paviljoun (berarti 46 tahun setelah berdirinya VOC). Tanah ini pertama kali digunakan untuk peternakan dan pertanian.Kemudian kepemilikan beralih kepada Cornelis Chastelein pada tahun 1693 dan Cornelis mengunakan tanah ini untuk perkebunan kopi dan memberi nama Weltevreden yang berarti suasana puas dan tenang. Kepemilikan tanah kembali berpindah ke Justinus Vinck pada tahun 1733.Justinus membuka dua pasar di Weltevreden yaitu pasar Tanah Abang dan pasar Senin dan dia juga membuat jalan yang menghubungkan kedua pasar tersebut ( sekarang bernama jalan Prapatan dan Kebon Sirih). Tahun 1749 kepemilikan Weltevrden beralih ke Jacob Mossel Gubernur Jendral VOC ke 28. Mossel membangun rumah mewah di dekat sungai Ciliwung yang bernama lendhuis Weltevreden ( sekarang komplek RSPAD). Pada tahun 1767 Petrus Albertus van der Parra Gubernur Jendarl VOC ke 29 membeli Weltevreden dan kepemilikan terakhir adalah Gubernur Jendarl VOC 33 yang merupakan Gubernur Jendral VOC terakhir yaitu Pieter Gerardus van Overstraten pada tahun 1797. Selama perubahan status kepemilikan, di Weltevreden, banyak pemukiman baru yang berkembang akibat kondisi Batavia yang kurang sehat.
Seorang turis Amerika memuji kota Batavia yang
dikatakan sangat bersih dan cantik pada tahun 1925
Hindia Belanda
Ada dua Gubernur Jendral yang berpengaruh membangun kota batavia yaiyu Jan Pieterzoon Coen dan Herman Willem Daendels.
Jika Jan Pieterzoon Coen membangun kota Batavia lama maka Herman Willem Daendels. memindahkan pusat pemerintahan dari kota Batavia lama ke Weltevreden pada tahun 1809 dan melakukan pembangun antara lain istana yang disebut Het Groote Huis atau disebut juga Gouvernements Hôtel sekarang menjadi kantor Departemen Keuangan, gedung HarmonieSocieteit, pasar baru , lapangan Waterlooplein dsb. Bangunan peninggalan Daendels juga banyak ditemukan di Surabaya. Daendels lebih dikenal sebagai pembuat jalan dari Anyer ke Panarukan. Dibandingkankan dengan Jan Pieterzoon Coen pencitraan Daendels lebih buruk walaupun sebenarnya keduannya sama buruk tapi karena sifat Daendels yang kasar sehingga mempunyai banyak musuh dikalangan orang Belanda sendiri sehingga dibuat pencitraan yang sangat negatif. Pada masa perpindahan pusat pemerintahan ke Weltevreden, Daendels banyak menghancurkan bangunan-bangunan di Kota lama Batavia. Gerbang Amsterdam merupakan salah satu bangunan yang lolos dari penghancuran.
Ada dua Gubernur Jendral yang berpengaruh membangun kota batavia yaiyu Jan Pieterzoon Coen dan Herman Willem Daendels.
Jika Jan Pieterzoon Coen membangun kota Batavia lama maka Herman Willem Daendels. memindahkan pusat pemerintahan dari kota Batavia lama ke Weltevreden pada tahun 1809 dan melakukan pembangun antara lain istana yang disebut Het Groote Huis atau disebut juga Gouvernements Hôtel sekarang menjadi kantor Departemen Keuangan, gedung HarmonieSocieteit, pasar baru , lapangan Waterlooplein dsb. Bangunan peninggalan Daendels juga banyak ditemukan di Surabaya. Daendels lebih dikenal sebagai pembuat jalan dari Anyer ke Panarukan. Dibandingkankan dengan Jan Pieterzoon Coen pencitraan Daendels lebih buruk walaupun sebenarnya keduannya sama buruk tapi karena sifat Daendels yang kasar sehingga mempunyai banyak musuh dikalangan orang Belanda sendiri sehingga dibuat pencitraan yang sangat negatif. Pada masa perpindahan pusat pemerintahan ke Weltevreden, Daendels banyak menghancurkan bangunan-bangunan di Kota lama Batavia. Gerbang Amsterdam merupakan salah satu bangunan yang lolos dari penghancuran.
Hotel De Provence(1829)/Roterdam(1851)/ Des Indes(1856)/ Duta(1960-1971)
Gerbang Hotel Des Indes, sekitar tahun 1920
Belum ada lajur tram didepan Hotel.
Hotel De Provence/Roterdam/ Des Indes/Duta terletak di jalan Molentvielt west (sekarang Gajah Mada Hotel sudah dibongkar menjadi pusat pertokoan).Hotel ini merupakan Hotel terbesar di batavia dan bintang film Amerika jaman dulu John Wayne pernah menginap di Hotel des Indes.
Bermula pada tahun 1829, tanah dan bangunan bekas sekolah asrama putri yang terletak di Molenvielt West dibeli Antoine Surleon Chaulan (orang prancis) yang kemudian mendirikan sebuah hotel bernama Hotel de Provence .Nama de Provence diambil dari daerah Perancis selatan kampung halaman Chaulan .
Bermula pada tahun 1829, tanah dan bangunan bekas sekolah asrama putri yang terletak di Molenvielt West dibeli Antoine Surleon Chaulan (orang prancis) yang kemudian mendirikan sebuah hotel bernama Hotel de Provence .Nama de Provence diambil dari daerah Perancis selatan kampung halaman Chaulan .
Gerbang Hotel Des indes Molentvielt west
sekitar tahun1920. Posisi Hotel ada disebelah kiri
jadi foto diambil dari arah Harmonie
Pada tahun 1845, Etienne Chaulan putra Antoine Surleon Chaulan mengambil alih hotel. Pada tahun 1851 Hotel ini berganti nama menjadi Rotterdamsch Hotel di bawah manajemen Cornelis Denning Hoff. Hotel Rotterdamsch ini mempunyai manajemen yang buruk sehingga kurang disukai. Kemudian hotel tersebut dijual kepada orang Swiss yang menikah dengan keponakan perempuan dari Etienne Chaulan bernama François Auguste Emile Wijss pada tahun 1852.
Pada 1 Mei 1856, Wijjs menamakan hotel ini sebagai Hotel des Indes atas
usulan Douwes Dekker. Pada tahun 1860 Kepemilikan hotel berpindah kepada
orang Perancis bernama Louis George Cressonnier. Pada tahun 1870
hotel ini dijual kepada Theodoor Gallas, kemudian kembali pindah ke
Jacob Lught tahun 1886. Pada masa Jacob Lught Hotel dipugar secara
besar-besaran. Hotel des Indes dijadikan perseroan terbatas N.V. pada
tahun 1897. Pada tahun 1903, hotel ini berada di bawah manajemen J.M.
Gantvoort sebelum dikelola oleh Nieuwenhuys.
Tampak dalam Hotel Des Indes
Kemudian diambil alih oleh Pemerintah Indonesia tahun 1960 dan diberi
nama Hotel Duta indonesia dan Hotel tersebut dibongkar pada tahun 1971.
Kemewahan ruang makan Hotel Des Indes
Bagian taman di dalam Hotel Des indes
Hotel Ernst(1880)/Wisse (1890)/ Hotel des Galeries (1920)/Hotel Melati(19??)
Informasi tentang hotel Wisse ini sangat sedikit, lain dengan Hotel Des Indes. Hotel Wisse (1860-1890) terletak di simpang Molenvliet (JI. Hayam Wuruk) dan Noordwijk (Jl
Juanda ). Semula merupakan kompleks perkebunan swasta yang
dibangun oleh Gubernur Jenderal VOC ke 29 Vander Parra. Nama Hotel
Ernst Nama
hotel diambil dari nama pemilik, Ibu Ernst, hanya sampai tahun 1890, kemudian berubah menjadi Hotel Wisse.
Bangunan hotel dibongkar pada tahun 1920, kemudian dibangun Hotel des
Galeries yang sampai sekarang masih ada dengan nama Hotel Melati. Sekitar tahun 1930 hotel tersebut
dibangun kembali dengan kerjasama antara Cuypers dan A.F. Dijkstaal.
Hotel tersebut dirancang oleh EGH Cuypers, arsitek terkemuka di Hindia
Belanda. Posisi bangunan berada di sudut pertemuan jalan penting ini
memberikan kesempatan pada bangunan untuk menjadi tengaran lingkungan
mengeksplorasi potensi dinding bangunan yang kemudian menjadi bidang
dekoratif.
Hotel Wisse tahun 1920
Hotel Des Galeries atau sekarang Hotel melati
Harmoni tahun 1960
Harmoni tahun 1960
Harmonie Societeit/Societeit Harmonie (1810-1985)
Keadaan di sekitar Pos Rijswijk tahun 1758 dilokasi ini
kemudian dibangun gedung Harmoni. Karya
Jan van Schley (1715 - 1779), Dutch engraver.
Sarana tempat berkumpul atau bersosialisasi untuk orang-orang Belanda yang tinggal di Batavia, pertama kali dirintis oleh Gubernur Jendral VOC ke 31 Reinier de Klerk pada tahun 1776. Klerk mendirikan perkumpulan yang bernama Harmoni yang berlokasi di Buiten Nieuwpoortstraat / Jl Pintu Besar Utara. Perkumpulan tersebut berada dilokasi tersebut sampai tahun 1814. Perkumpulan tersebut pindah ke selatan seiring dengan perpindahan pusat pemerintahan ke Weltevreden.
Harmonie Societeit Batavia tahun 1890
Pembangunan gedung ini di Rijswijk dirintis oleh Daendels kemudian dilanjutkan ke Thomas Stamford Bingley Raffles. Berdasarkan catatan Dirk Teeuwen gedung ini dapat menampung sekitar dua ribu undangan. Gedung ini merupakan gedung perkumpulan orang Eropa di Asia yang tertua sampai tahun 1985. Tempat pertemuan ini merupakan tempat adu gengsi antara orang Belanda umumnya mereka menggunakan pakaian-pakaian yang mahal.
Jembatan depan gedung Harmonie Societeit
yang menghubungkan Noordwijk,Molenvielt dan
Rijswijk tahun 1910
Gedung Harmonie Societeit masih banyak pohon
didepan gedung tersebut
Bagian kiri adalah samping gedung Harmoni
Bagian kanan gambar ada toko yang bernama
Oger Freres (1835) milik orang Prancis yang membuka usaha
pakaian/fashion untuk kalangan atas.Pada tahun 1924
gedung tersebut direnovasi dan tahun 1932 sebuah Travel Agen
mengambil alih toko Oger.
Rijswijkstraat jalan yang memisahkan gedung Harmonie
dengan pertokoan disebelah kanan sudah dilengkapi dengan
lampu penerang jalan.
Jalan Majapahit tahun 1905 sesuai tanggal postcard yang
dikirim oleh wisata dari Inggris yang baru tiba di batavia
Hotel Marine (1825-1890)/Eigen Hulp(1890-1929)/Postspaar bank(1897)/Chokin Kyoku(19420/ Bank Tabungan Pos(1949)/Bank Tabungan Negara(1950-sekarang)
Hotel Marine (1825-1890)
Terletak di ujung selatan Molenvliet West (Jl. Gajah Mada) di samping perkebunan Moenswijk, Sebelum menjadi hotel (awal 1830-an), tanah dimiliki Tiedeman (1815),
Riemsdijk (1819), dan Stelling yang ketika membeli tanah ini sudah
digunakan untuk hotel (1833). Pemilik hotel berikutnya Loust, Kramers,
Bonnet, dan Girardeau. Hotel Marine sempat menjadi rumah burger societeit bernama De Club sebelum dibongkar kemudian diganti toko Eigen Hulp.
Marine Hotel tahun 1888
Departemen Store Eigen Hulp (1890-1929)
Toko Eigen Hulp Merupakan Departement Store yang juga berbentuk Badan usaha koperasi pertama yang dibuka di Batavia pada tahun 1885 (Eigen berarti bersama Hulp membantu atau menolong) . Ada Toko sejenis lagi muncul tahun 1929 dengan nama Onderlinge Hulp artinya sama onderilinge atau bersama. Toko tersebut terletak di Noordwijk (Jl. Juanda).
Bagian kiri gambar di ujung kanal adalah toko
Eigen Hulp yang masih satu lantai tahun 1902
Postspaar Bank(1897)/Bank Tabungan Negara(1963)
Postspaar Bank didirikan tahun 1897, pada tahun 1929 menempatkan gedung Eigen Hulp yang bubar. Tidak diketahui dimana kantor Postspaar bank berlokasi sebelumnya, saya belum menemukan tulisan mengenai hal tersebut. Post spaar bank didirikan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan mengajak masyarakat agar dekat dengan bank, dengan gerakan mengajak masyarakat untuk menabung. gerakan ini cukup berhasil pada tahun 1931dapat menghimpun data masyarakat sekitar Rp 54 juta ? banyak yang menyebut angkat tersebut. 1 Gulden Ned Indie awalnya sama dengan 1 rupiah.
- 1897:Berdiri a Postspaar Bank
- 1942-1945:Berubah nama menjadi Chokin Kyoku
- 1950:Menjadi Bank Tabungan Pos
- 1963:Menjadi Bank Tabungan Negara
Gedung Postspaar Bank sekitar tahun 1930, masih ada
kubah di bagian atas. Tahun 1932? direnovasi
sehingga kubah di atas hilang.
Buku tabungan dari Postspaar Bank
cukup sukses dalam menghimpun
dana dari masyarakat
Album kartu pos Weltevreden berosokan 10 kartu pos
tapi yang ditampilkan hanya 6 kartu pos karena keterbatasan tempat
Gambar posisi dari masing-masing gedung di Harmoni
Jakarta
DAFTAR GUBERNUR JENDRAL YANG BERKUASA DI INDONESIA
VOC (1602-1799)
|
HINDIA BELANDA(1800-1949)
|
||
|
|
1811–1816:
Under British rule:
1942–1945:
Under Japanese control
|
|