loading...
Penggunaan tenaga listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19, penggunaa tenaga listrik digunakan pada perusahaan perkebunan Belanda terutama untuk memenuhi tenaga litrik di pabrik gula. Kemudian digunakan untuk pelabuhan, trem dan kepentingan lainnya. Penggunaan tenaga litrik untuk keperluan umum/komersil baru dimulai pada saat perusahaan swasta Belanda, NV Nederlands Indische Gas Maatschappij (NIGM) Jakarta, yang semula bergerak di bidang gas, memperluas usaha di bidang listrik untuk kepentingan umum. Kemudian muncul perusahaan listrik lainnya seperti :
a. B.E.M. (Bandoeng Electriciteit Maatschappij). Berdiri tahun1905, bergerak dalam bidang pembangunan kelistrikan di kota Bandung dan sekitarnya.
b. L.W.B. (Land Waterkracht Bedrijt). Berdiri tahun 1905, bergerak dalam perusahaan pembangkit dan penyalur tenaga listrik di seluruh Indonesia.
c. GEBEO (Gemeen Schappelijk Electriciteits Bedrijk Bandung en Omsheken).Berdiri tahun 1921, sebagai perusahaan listrik di Bandung.
d. O.G.E.M. (Overzeese Gas Electriciteit Maatschappij).
b. L.W.B. (Land Waterkracht Bedrijt). Berdiri tahun 1905, bergerak dalam perusahaan pembangkit dan penyalur tenaga listrik di seluruh Indonesia.
c. GEBEO (Gemeen Schappelijk Electriciteits Bedrijk Bandung en Omsheken).Berdiri tahun 1921, sebagai perusahaan listrik di Bandung.
d. O.G.E.M. (Overzeese Gas Electriciteit Maatschappij).
e. A.N.I.E.M. (Algemene Nederland Indische Electriciteit Maatschappij).
f. Perusahan Listrik daerah
f. Perusahan Listrik daerah
Edaran Perusahan Listrik Banyumas
tentang penggunaan bola lampu
Gardu listrik ANIEM di Surabaya,
artistik bukan bangunan segi empat

Stand NV ANIEM pada pasar malam di Pasuruan
Pada masa pendudukan Jepang perusahaan listrik tersebut diambil alih menjadi :
a. Djawa Denki Djigjo Sha Bandoeng Shi Sha.
b. Seibo Denki Djigjo Sha.
c. Denki kosha.
Pada jaman kemerdekaan Pemerintah Indonesia menetapkan perusahaan yang direbut dari Jepang diberi nama Djawatan Listrik dan Gas di bawah lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dengan Penetapan Pemerintah nomor 1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945. selain itu perusahaan Belanda tetap beroperasi seperti GEBEO, N.V.O.G.E.M, dan A.N.I.E.M. dan pada tahun 1957 perusahaan asing tersebut dilakukan nasionalisasi melalui Peraturan pemerintah No. 18 Tahun 1960. Tentang Perusahaan Negara dan Perusahaan Pelistrikan Milik Asing diambl alih menjadi Perusahaan Listrik Negara.dan pada tahun 1961, dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 1961 tentang pembentukan BPU – PLN (Badan Pimpinan Umum PLN).
![]() |
Pekerja NV GOBEO di Bandung |
Setelah mengetahui sejarah kelistrikan di Indonesia, tentu ada yang ingin diketahui kita berapa tarif listrik pada jaman dulu tersebut. Rekening ANIEM bulan Oktober tahun 1932 memberikan data pemakaian litrik Rumah Tangga dengan angka-angka :
Rekening Listrik ANIEM Oktober 1932 |
Berdasarkan rekening listrik yang di keluarkan oleh NV ANIEM bulan oktober 1934 terdiri dari 3 komponen tarif, biaya langganan, batas hak pemakaian dan penggunaan tenaga listrik. Hak pelanggan 1.36 kva atau 1360 VA dan pemakaian 20 kwh dan 6 kwh sehingga pemakaian 26 kwh sehingga total pembayaran 3 Gulden (Hindia Belanda) dengan diskon 1,25 Gulden sehingga terbayar 11,35 Gulden. Tidak diketahui mengapa ada diskon pada rekening, dengan energi sebesar 26 kWh dan biaya sebesar 3 Gulden maka tarif per kWh adalah 11.5 sen. Dengan menggunakan harga emas pada masa itu dapat dibandingkan berapa tarif listrik tersebut pada masa sekarang. Harga emas tahun 1934 adalah USD 34,69 per ounce
![]() |
Daftar harga mas |
Sekarang berapa nilai Gulden (Hindia Belanda) terhadap US Dollar, dari situs Bank Indonesia pada DJB (De Javasche Bank) masa revolusi memuat tulisan sebagai berikut :
"Sementara itu NICA juga menetapkan kebijakan moneter di wilayah yang dikuasainya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh NICA (pemerintah pendudukan Belanda) lebih ditekankan pada kebijakan devisa dan lalu lintas perdagangan. Hal demikian dipandang perlu untuk membantu mengatasi krisis devisa dan dapat meningkatkan penerimaan NICA guna menutup defisit anggaran negara. Langkah moneter pertama yang dilakukan oleh NICA adalah mendevaluasi nilai tukar Gulden Hindia Belanda yang sejalan dengan perkembangan Gulden Belanda di Nederland. Sesudah Perang Dunia II pemerintah belanda mendevaluasi Gulden Belanda sebesar 29,12%, yaitu dari ƒ 1,88 per USD menjadi ƒ2,65 per USD. Devaluasi ini dilakukan pada 7 September 1945 di Nederland sedangkan di Hindia Belanda (Indonesia) baru
dilakukan pada 6 Maret 1946. Karena tindakan devaluasi di Hindia Belanda dilakukan belakangan, maka rentang waktu antara 7 September 1945 hingga 6 Maret 1946 perbandingan pari 1:1 antara mata uang Gulden Belanda dengan Gulden Hindia Belanda ditiadakan. Pada rentang tersebut tercatat Gulden Hindia Belanda lebih tinggi 40% dari nilai Gulden Belanda dalam nilai tukarnya terhadapmata uang asing lainnya. Selama periode revolusi ini Hindia Belanda kembalimendevaluasi Gulden Hindia Belanda sebesar 30% yang dilakukan pada 20 September 1949. Tindakan tersebut sejalan dengan devaluasi yang juga dilakukan di Nederland pada tanggal yang sama."
Jadi diperkirakan sebelum tahun 1945 nilai 1 USD sama dengan 1,88 Gulden Belanda dan ekivalen Gulden Belanda dan Gulden Hindia Belanda adalah 1 : 1. Jadi harga emas per ounce tahun 1934 diperkirakan 65,22 Gulden atau 1 Gulden setara dengan 0,015 ounce emas.Jika 1 kWh setara dengan 11.5 sen atau setara dengan 0,0017 ounce emas. Harga emas tahun 2011 rata-rata sebesar USD 1460 per ounce, sedang kurs 1 USD rata-rata setara dengan Rp 8700 (data Kitco dan BI ), maka harga 1 kwh bedasarkan ekivalen nilai emas menjadi 0,0017 * 1460 * 8700 menjadi Rp 21.593 !! sungguh sangat mahal sekali, hal ini disebabkan nilai emas sangat meloncat tinggi. Bagaimana jika dihitung dengan menggunakan Net Present Value terhadap nilai USD. Harga 1 kwh setara dengan USD 0,06 pada tahun 1934 jadi untuk tahun 2011 dengan bantuan calculator inflasi maka nilai 0,06 USD menjadi USD 1.01 atau sebesar RP 8.787 .
Sekarang kita lihat rekening NV ANIEM tahun 1952 atau 18 tahun kemudian sebelum dilakukan nasionalisasi. Rekening ini berbeda dengan rekening tahun 1934 pemakaian listrik pelanggan berdasarkan abonemen, harga abodemen Rp11.53 untuk 100 va jika dihitung dengan waktu pemakaian rata-rata 10 jam perhari waktu satu bulan 30 hari dan faktor daya di ambil sebesar 0,8 maka pemakaian sebulan adalah 0.8 * 10 * 30 *100 = 24 kwh, maka harga per kwh adalah sebesar Rp 11.53/24 = Rp 0,48 atau 48 sen. Harga emas tahun 1952 adalah USD34,60 perounce kemudian berapa nilai ekivalen Rupiah terhadap USD, dari tabel Rupiah di bawah
Tahun
|
Rupiah
|
---|---|
1946-1949
|
tidak diketahui
|
1949
|
3,8
|
1950
|
7,6
|
1952
|
11.4
|
1962
|
1205
|
1965
|
2295
|
1965
|
4995
|
1964-1970
|
250
|
1970-1971
|
378
|
1971-1978
|
415
|
1978
|
625
|
1980
|
626
|
1985
|
1110
|
1990
|
1842
|
1995
|
2248
|
1999
|
7810
|
2000
|
8396
|
2001
|
10265
|
2002
|
9260
|
2003
|
8570
|
2004
|
8985
|
2005
|
9705
|
2006
|
9200
|
2007
|
9125
|
2008
|
9666
|
2009
|
10300
|
2010
|
8900
|
sumber : Wikipedia
Nilai 1 USD setara dengan Rp11.4 pada tahun 1952 jadi harga per kwh 48 sen setara dengan USD 0,042 atau 4,2 sen atau setara 0,00 12 ounce emas jadi untuk nilai sekarang setara dengan 1460 * 0,0012 * 8700 setara Rp 15.242 ternyata nilai perkwh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 1934, jika digunakan metoda Net Present Value nilai USD 0,042 setara dengan USD 0,34 atau Rp 2.958.
Kita masuk ke era PLN pada rekening PLN tahun 1966 bulan Mei terdapat tiga komponen tarif yaitu Bea langganan serta sewa instalasi, komponen kedua bea tetap dan ketiga bea pemakaian.Tarif perkwh tercantum Rp 90. Jika kita menggunakan cara seperti Rp 90 ekivalen dengan USD 0.36 setara dengan emas 0,0102 ounce, jika kita konversi dengan nilai sekarang akan didapat 0,0102*1460*8700 yaitu Rp129.560.Jika menggunakan metoda NPV nilai USD 0,36 setara USD 2.52 atau Rp 21.924.
Rekening PLN tahun 1966 |
Kita masuk ke era PLN pada rekening PLN tahun 1966 bulan Mei terdapat tiga komponen tarif yaitu Bea langganan serta sewa instalasi, komponen kedua bea tetap dan ketiga bea pemakaian.Tarif perkwh tercantum Rp 90. Jika kita menggunakan cara seperti Rp 90 ekivalen dengan USD 0.36 setara dengan emas 0,0102 ounce, jika kita konversi dengan nilai sekarang akan didapat 0,0102*1460*8700 yaitu Rp129.560.Jika menggunakan metoda NPV nilai USD 0,36 setara USD 2.52 atau Rp 21.924.
Bagaiman dengan tarif listrik sekarang? Dari TDL (Tarif Dasar Listrik) kita dapatkan untuk keperluan Rumah Tangga tarif listrik termahal adalah Rp 1.330 perkwh. jauh kebih murah dari tahun 1952.
Memasuki era digital, penggunaan kertas untuk dokumentasi, photo atau peta sudah mulai berkurang semua data gambar atau dokumen sudah tersimpan dalam bentuk digital, sekarangpun rekening pembayaran PLN sudah tidak ada lagi. Bagi penggemar koleksi dokumen atau gambar-gambar, untuk masa yang akan datang sudah tidak akan menemukan dalam bentuk cetakan fisik yang ada dalam bentuk digital. Dengan demikian berakhirnya koleksi dokumen-dokumen atau gambar-gambar jadul dalam bentuk fisik.