Rabu, 13 September 2017

Dari dulu hingga sekarang tetap eksis

loading...



Kalau anda melihat  pedagang-pedagang berderet sepanjang rel kereta api menjual berbagai kebutuhan sehari hari, jangan berpikir hal ini terjadi pada jaman sekarang saja sebagai akibat lahan perkotaan yang semakin menyempit. Kartu pos dibawah ini mengabadikan pemandangan suasana Pasar Senen jaman Belanda. Pasar Senen salah satu dari tiga pasar lama yang dibuat Belanda, pasar lainnya adalah pasar Glodok dan pasar Tanah Abang. Setuasi pasar Senen memang berdekatan dengan stasiun Senen 



Pasar Senen jaman kolonial

Bangunan rumah sepanjang bantaran kali/sungai bukanlah  terjadi pada masa kini, pada jaman Belanda sudah ada, tidak jelas bagaimana rumah bisa dibangun pada bantaran sungai atau membelakangi sungai seharusnya rumah menghadap kali/sungai. Kalau kita lihat didaerah kota tua Jakarta banyak rumah-rumah yang dibangun membelakangi kali, sehingga kali/sungai menjadi tidak terpelihara, Gambar kartu pos dibawah mirip dengan hunian di bantaran kali/sungai kondisi sekarang.



Kampung Cina di Batavia





Kartu pos dibawah ini memperlihatkan gerobak penjual rokok yang merupakan cikal bakal dari kios-kios kecil/gerobak kecil dipinggir jalan yang menjual tidak saja rokok tapi berbagai minuman dan makanan kecil sert perlengkapan mandi. 


Gerobak penjual rokok


Penjual gorengan dengan wajan yang besar masih sering kita jumpai, di Bandung penjual kripik tempe atau oncom banyak berjual dengan wajan besar diletakkan dipinggir jalan.Hal ini bukan baru terjadi pada masa kini tapi sudah ada dari jaman Belanda.


Penjualan gorengan di bandung tahun 1930

Senin, 04 September 2017

Sejarah Garam di Madura

loading...
Dalam buku pelajaran Sekolah Dasar atau sekolah menengah  tahun 60an  dan 70an pulau Madura sering dicantumkan sebagai pulau penghasil garam terbesar. Konon sejarah garam di Madura bermula ketika terjadi perang antara Kerajaan Sumenep berperang dengan Kerajaan Klungkung dari Bali. Peperangan ini terjadi karena Kerjaan Klungkung menuntut balas atas kematian Raja Blambangan oleh orang Madura dikenal dengan nama Jokotole.
Dalam peperangan ini Tentara Bali dapat dikalahkan oleh tentara Madura. Sisa dari bala tentara Bali melarikan diri ke daerah yang disebut Gir Papas dan menyerahkan diri ke Raja Sumenep. Oleh Raja Sumenep mereka diampuni dan mendapat tanah untuk membangun desa. Untuk mempertahankan kehidupan di Gir Papas seorang panglima Bali bernama Anggosuto mempunyai pemikiran untuk membuat garam dari air laut.
Pada masa pemerintahan kolonial garam merupakan komoditi monopoli, dimana produksi garam berada dalam pengawasan pemerintah Belanda.Pusat pusat produksi garam diperluas disepanjang pesisir selatan Madura dan juga dibangun pabrik-pabrik pemeroses garam menjadi batangan seperti di Kalianget, Kampon dan Mangunan. Pabrik tersebut pada masa kemerdekaan di nasionalisasi menjadi PT Garam. 
Produksi garam di Madura mengalami penyusutan karena kalah bersaing dengan garam-garam import dan PT Garam yang mengelola garam di Kalianget pun pergi meninggalkan Madura.




Kejayaan Garam di Madura\diabadikan dalam kartu pos 
diproduksi oleh NV wirontono & Co Indonesia